Noer Hasanah

Mengajar di SDN Sunter Agung 12 Pagi sejak tahun 2005 sampai sekarang. Untungnya kuturuti keinginan ayah dan ummiku saat itu.Walau dengan berat hati, ku iyakan saat ayah memintaku menjadi guru. Tak pernah bermimpi kalau akan menjadi guru. Duduk di SMP aku tidak suka dengan guru bahasa Indonesiaku karena beliau kalau bicara terlalu cepat. saat SMA pun aku tidak suka dengan guru bahasa Indonesiaku. Beliau pernh mempermalukanku dengan menyuruhku ke depan kelas mengerjakan tugas membuat kalimat. Saat itu tidak bisa dan disetraplah aku. alamaaak, tengsin ... ! di belakang sana ada sepasang mata yang kusuka melihatku dengan senyum senyum sendiri. cowo ganteng yang selalu ada untukku. sejak itu, aku terus bertekat harus bisa mengikuti pelajaran bahasa indonesia walau di rapor tetap saja nilai bahasa Jerman lebih unggul dibanding nilai bahasa Indonesia.

gadis tomboy yang kini akhirnya bisa menjadi sedikit keibuan. dengan menjadi guru, mau tidak mau, celana-celana belel itu harus kutanggalkan dan beralih ke rok lebar. Yaaa....rok lebar...karena kata umiku aku lebih pantas pakai rok lebar agar terlihat lebih berisi. tubuh cungkringku selalu saja jadi olok-olok kalau aku kurang gizi. wkwkw

Alhamdulilah... kini profesi guru dapat kusandang dan PNS pula. berkat galaknya ayahku...berkat sabar dan bijaknya umiku. Siswa-siswaku bilang, aku guru gahuuul...heee...suka melucu..tapi kalau sudah marah...wadidaaaw...tak satu mata pun yang sanggup menatapku. aku cukup melotot. ku bagi-bagi pelototanku ke seluruh penjuru mata di kelasku. tak perlu berlama-lama, mereka tenang dan siap belajar denganku.

Aku bahagia menjadi guru. aku bangga menjadi guru. Ayahku yang pensiunan penilik TK/ SD di eranya dan umiku pensiunan guru di eranya, pasti bangga melihatku. Insya allah aku kana meneruskan cita-cita beliau. semoga dengan Gurusiana..aku bisa tambah jago nulis karna salah satu cita-citaku sebelum menjadi guru adalah menajdi seorang penulis.